>>>>>>Kuliah = 0


Kuliah = 0

Judul yang aneh untuk kisahku kali ini. Perkenalkan aku adalah seorang perempuan yang kuliah di jurusan matematika. Matematika??? Mata pelajaran yang tidak sepadan dengan otakku. Mengesankan kalau aku bisa dapat nilai tinggi hanya karena usahaku, usaha yang tidak seharusnya ku lakukan, “usaha mencontek”. Apakah itu termasuk usaha?

Ingin sekali rasanya menangis bila terus memikirkan kuliahku. Ya, benar sekali. Aku salah jurusan. Tapi, itu bukan pilihanku, bukan pilihanku dan sekali lagi bukan pilihanku. Aku hanya menuruti apa yang orangtuaku inginkan saja. Bila saat itu aku membantah, mungkin aku tidak diberi kesempatan untuk kuliah. Pada awalnya, aku merasa baik-baik saja menjalani kehidupanku di kampus, hingga pada suatu hari, aku harus belajar mata kuliah yang membuatku malas untuk datang ke kelas, Aljabar Linier, Program Linier, Metode Numerik dan bla…bla…. Semua mata kuliah itu membuatku mengantuk dan keringat dingin di ruang kuliah. SmileyCentral.comPadahal aku sudah memilih kursi paling pojok agar tidak disuruh maju untuk menyelesaikan soal-soal dari dosen. Tapi, pada suatu hari aku harus maju dan hanya terpaku didepan kelas sambil memegang spidol. Beberapa menit kemudian aku berkata ‘Saya tidak tahu’. Lalu, saya kembali duduk di atas kursi dan menangis. Memalukan. Itu adalah soal anak SMP.


Entahlah, tapi kemampuanku untuk memahami bidang eksakta agak kesulitan. Dulu, ketika masih sekolah juga aku hanya menerima nilai-nilai apa adanya untuk mata pelajaran matematika. Jangan ada yang berpikir bahwa aku tidak berusaha untuk belajar! Dulu semasa sekolah aku selalu berusaha untuk belajar matematika dan bertanya pada guru atau teman-teman, aku memahami beberapa soal tapi jika angkanya sudah berubah, aku kembali kebingungan untuk menjawab soal itu. Tapi, keadaan ini benar-benar berbeda, dulu ketika sekolah bisa dibilang mulai dari SMP hingga SMA aku menjadi juara kelas karena aku hanya tidak bisa menguasai matematika tetapi aku dapat nilai terbaik untuk semua mata pelajaran kecuali matematika dan fisika. Sedangkan saat kuliah, hanya ada cabang-cabang ilmu matematika, aku tidak punya cara untuk mengimbangi nilai-nilai ku.

Jadi, kesimpulan yang tepat bila aku mengatakan bahwa ‘kuliah = 0’ Aku hanya datang ke kelas, menunggu absen dan pulang atau menikmati waktuku diluar kampus atau ikut organisasi. Hasilnya, saat ujian aku hanya menunggu teman-teman yang kasihan kepadaku dan memberikan jawaban untukku. Jika tidak ada yang berkenan memberikan jawaban maka aku akan menulis ulang soal-soal itu. Aku tahu bahwa tidak seharusnya aku mencontek teman-temanku karena itu adalah hasil kerja keras mereka. Oleh karena itu, aku tidak pernah memaksa untuk melihat jawaban mereka. Terima kasih buat teman-teman yang membantuku untuk menjawab soal dan terima kasih untuk teman-teman yang tidak membantu ku karena mereka menyadarkanku bahwa aku harus berusaha untuk nilai ku sendiri.


>>>...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

>>>>>Terimakasih Tuhan

Terimakasih Tuhan


Aku bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan kesempatan padaku untuk menikmati kehidupan yang menyenangkan ini. Ya, sepertinya setiap kita perlu menyadari satu hal bahwa kesenangan hanya akan kita rasakan bila sebelumnya kita pernah mengalami kesedihan. Seseorang yang tidak pernah bersedih tidak akan benar-benar tahu apa itu bahagia, begitu juga sebaliknya.

God....Thanks for all

Terkadang aku alpa untuk mengunjungi Tuhanku dan Dia selalu memberikan kesempatan padaku untuk bertaubat. Pintu itu akan selalu terbuka selama hatiku juga tetap dibuka olehNya untuk menerima sinarNya. Pintu itu hanya akan tertutup saat matahari tidak lagi terbit dari ufuk Timur atau bila aku menghembuskan nafas terakhirku. Sebenarnya, aku selalu bersyukur dengan semua kekurangan yang aku miliki karena Tuhan telah memberikan kelebihan untuk menutupi kekurangan itu. Apakah kamu juga menyadari hal itu selayaknya aku?

Satu hal yang aku takutkan adalah saat aku berbuat dosa dan aku menyadari hal itu sepenuhnya. Konyol, karena pertanyaan yang tepat adalah kenapa aku melakukan perbuatan yang melanggar aturanNya padahal aku tahu itu salah. Aku hanya bergumam dalam hati dengan dua kata sederhana, "karena keadaan". Bukankah setiap orang punya jalan hidup sendiri untuk menentukan hidupnya? Aku percaya selalu ada cara untuk berbuat baik. Jika aku tidak mampu berbuat baik melalui pintu itu maka masih ada pintu-pintu lain yang terbuka untuk berbuat baik. Yang jelas setiap kita punya tanggung jawab atas pilihan-pilihan dalam hidup.

Aku yakin Tuhan selalu bersamaku. Aku yakin Tuhan selalu mendengar doa-doaku. Jika salah satu doaku belum dikabulkan, mungkin dia masih menangguhkan. Dia Yang Maha Tahu apa yang benar-benar aku butuhkan. Jadi, benar adanya tentang ungkapan yang menyataka bahwa "Tuhan akan mengabulkan doa-doa sesuai dengan kebutuhan manusia dan bukan karena keinginan manusia itu". Apa kamu sepakat mengenai hal itu?

"Terimakasih atas segala yang Engkau berikan kepada hamba"
Thank you Allah
>>>...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Foto saya
Perempuan yang menjalani hidup dengan segenap kelebihan dan kekurangan. Saya bersyukur untuk itu.